PERILAKU KONSUMEN

 NAMA KELOMPOK

>AFRIYANTONO

>ARIMANSYAH

>DANANJAYA ADI PINASTHIKA

>FIKRI  AZIZ DARMAWAN

>JESSIE KARTIKA ANGGRAINI

>MUHAMAD HARSENO WIBOWO

>NUR SEFTIANI

>REZZA AGUNG PAMBUDI

>YOGA ADITTIA

Bab I

Pendahuluan

 

1.1       Latar belakang

Setiap kegiatan produksi dalam bidang bisnis pasti mempunyai tujuan yang ingin di capai dari suatu perusahaan produksi. Tujuan utamanya yaitu ingin mendapatkan keuntungan atau laba yang besar. Keuntungan itu akan diperoleh dari konsumen yang membeli produk suatu perusahaan tersebut. Manusia mengembangkan dirinya dan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhannya dan melakukan inovasi terhadap apa yang manusia temukan. Hal ini berimbas pada penemuan baru berikutnya, Salah satunya adalah perkembangan dan pengembangan dalam bidang teknolgi dan informasi seperti tuntutan mobilitas tinggi atau biasa disebut dengan gadget seperti notebook,kamera atau handphone. Dimana perkembangannya selalu mendapat perhatian lebih dari masyarakat, setiap launching produk gadget baru, karena itu masyarakat akan mencari tahu segala informasi tentang produk terbaru. Saat ini pun hampir dimana saja kita melihat orang banyak yang menggunakan barang-barang terbaru, selain karena kebutuhan mereka membeli karena lifestyle.

Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti. Jadi, Tak diragukan lagi, konsumen adalah tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.

1.2      Rumusan Masalah

–  Apa dan bagaimana perilaku konsumen itu ?

–  Apakah factor dari perilaku konsumen itu ?

–  Bagaimana Pendekatan perilaku konsumen ?

–  Seperti apa contoh perilaku konsumen ?

1.3       Tujuan

Perilaku konsumen bertujuan untuk :

–          Untuk mengetahui perilaku konsumen itu seperti apa

–          Untuk mengetahui factor-factor yang mempengaruhi perilaku konsumen

–          Untuk mengetahui pendekatan apa saja dan seperti apa dalam perilaku konsumen

–          Untuk mengetahui seperti apa contoh perilaku konsumen di jaman modern ini

Bab II

Landasan Teori

 

2.1       Teori Perilaku Konsumen

Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa yang biasa kita sebut dengan pembeli. Konsumen diartikan sebagai pemilik informasi, informasi yang dimiliki, biasanya informasi terkini sesuai dengan kebutuhan konsumsinya.

Perilaku konsumen adalah proses ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian serta penggunaan produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Teori perilaku konsumen didasarkan pada teori ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang konsumen akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimumkan kepuasan (utilitas). Pada teori ekonomi mikro, teori konsumen hanya mempertimbangkan dari sisi kuantitas. Keputusan individu konsumen diturunkan dari perilaku konsumen didalam memaksimumkan utilitas dengan kendala pendapatan. Berikut peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen, yaitu :

–          Membujuk  para konsumen untuk membeli produk  yang sedang dipasarkan

–          Memahami para konsumen dalam berfikir dan bertindak agar para produsen mampu menarik dan memasarkan produknya dengan baik

–          Memahami bagaimana konsumen mengambil keputusan

Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah dan politik adalah sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan perundang-undangan untuk melindungi konsumen. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen. Contohnya, penarikan produk susu yang mengandung melamin pada tahun 2008 dan penarikan kosmetik-kosmetik yang mengandung merkuri yang telah diedarkan di pasaran.

 

2.2       Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli

a. Schiffman dan Kanuk, Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh   sesorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk dan jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya.

b. Engel, Blackwell dan Miniard, Perilaku konsumen ialah tindakan-tindakan produk jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

c. Mowen, Perilaku konsumen merupakan aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi dan membuang barang atau jasa.

d. The American Marketing Association, Perilaku konsumen membagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa : Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga, perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk, dan mengetahui perilaku konsumen meliputi : perilaku yang dapat diamati seperti jumlah       yang di belanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang sudah dibeli dan dikonsumsi.

Bab III

Pembahasan

3.1       Faktor-Faktor  yang mempengaruhi perilaku konsumen

Peran faktor konsumen berbeda-beda untuk produk yang berbeda pula. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh. Beberapa faktor tersebut menyatu dalam pemikiran konsumen, dan diolah  sedemikian rupa sampai akhirnya ia membuat keputusan pembelian serta respon yang ia berikan terhadap faktor-faktor pendorong tersebut berupa tindakan membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan. Berikut adalah faktor-faktoryang memengaruhi perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian, yaitu :

  1. 1.      Faktor Budaya

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam

terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub-budayanya, dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah nilai-nilai dasar, keinginan dan perilaku yang dipelajari dari anggota suatu masyarakat,keluarga dan institusi penting lainnya. Yang termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya dan nilai-nilai dalam keluarga. Sub-budaya adalah pola-pola kultural yang menonjol, dan merupakan bagian atau segmen dari populasi masyarakat yang lebih luas dan lebih kompleks. Kelas social adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial memperlihatkan preferensi produk dan merek yang berbeda.

  1. 2.      Faktor Sosial
    1. Kelompok, Perilaku seseorang dipengaruhi dalam kelompok kecil, kelompok yang berpengaruh langsung dan dimana seseorang masuk menjadi anggotanya. Banyak jenis dari kelompok-kelompok tersebut, namun pada intinya kelompok itu bertujuan untuk menciptakan suasana sebagai penyesuaian yang dapat memengaruhi pilihan orang terhadap merek dan produk dan terkadang menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru.
  1. Keluarga, Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Bahkan jika pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh terhadap perilaku pembeli tetap ada dari segala aspek.
  2. Peran dan status, kedudukan seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawakan status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.
  1. 3.      Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti

umur, konsumen akan membeli barang sesuai kebutuhan hidup mereka serta kebutuhan pun akan berubah sesuai dengan usia mereka. Pekerjaan, para pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Gaya Hidup, Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam minat mereka masing-masing. Kepribadian, kepribadian seseorang berbeda-beda dan ini akan mempengaruhi pembelinya.

  1. 4.      Faktor Psikologi

Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologi yang utama,

yaitu faktor motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap. Dari segi factor motivasi seseorang akan membeli produk sesuai apa yang dia inginkan dan seberapa besar cara orang tersebut mendapatkan barang tersebut. Persepsi diartikan sebagai proses dimana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai sesuatu. Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses belajar dan melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian memengaruhi perilaku pembeli.

Konsumen dari segi wujudnya dibagi menjadi 2, yaitu :

  1. Personal Consumer yaitu Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
  2. Organizational Consumer yaitu Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut..

3.2      Pendekatan Perilaku konsumen

Perilaku konsumen yang menjelaskan bahwa seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli produk atau jasa sesuai seleranya dengan harga tertentu.
Maka perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang tujuannya untuk mendapatkan kepuasan atau kenikmatan. Dapat dikatakan konsumen dengan pendapatan yang sudah ada, akan mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dan berusaha memaksimumkan kepuasan totalnya. Pendekatan perilaku konsumen terbagi menjadi 2, yaitu:

  1. 1.      Pendekatan Marginal Utility (Cardinal)

Bahwa kepuasan suatu konsumen dapat diukur dengan satuan ukur misal berat, panjang atau uang. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total. Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal. Asumsi konsumen bersifat rasionalitas dengan menginginkan kepuasan maksimum memiliki informasi dengan jelas akan produk atau jasa yang diinginkan dengan menggunakan satuan uang dan mendapat kendala pada anggaran. Contoh nya seseorang atau konsumen akan membeli sebuah Handphone dia akan mencari informasi dengan jelas tentang produk yang diinginkan. Selanjutkan dia akan mempersiapkan anggarannya walaupun produk yang diinginkan harganya terlampau tinggi dia tetap membelinya untuk mendapat kepuasan maksimal itu sendiri .

  1. 2.      Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)

Pendekatan ordinal beranggapan kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang atau jasa tidak dapat di ukur dengan satuan ukur. Bahwa tingkat kepuasan konsumen satu dengan konsumen yang lain berbeda dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang sama. Terdiri atas 7 bagian, yaitu :

  1. Kurva Indiferensi ( Indiference Curve ), Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan. Teori Ordinal ini menggunakan kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Ciri-ciri kurva indifferens, yaitu Mempunyai kemiringan yang negatif, dalam hal ini ditunjukan dengan barang yang satu        dengan barang yang lain yang dikonsumsi saling mengganti. Cembung ke arah origin, berarti konsumen mengorbankan sejumlah barang yang satu untuk mendapatkan barang yang lain. Tidak saling berpotongan, hal ini disebabkan yang lebih tinggi mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kurva yang lebih rendah letaknya.
  2. b.      Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve ), Garis Anggaran adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya yang sama besar.
  3. c.       Perubahan Harga Barang dan Pendapatan, perubahan ini akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segitiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas makan daya beli meningkat begitu juga sebaliknya.
  4. d.      Keseimbangan Konsumen, Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Secara grafis, kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran bersinggungan dengan kurva indiferensi.
  5. e.       Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang, Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasan dan begitu juga sebaliknya. Salah satu factor yang dapat mengubah pendapatan nyata ialah perubahan pada barang.
  6. f.        Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal, Salah satu factor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva anggaran sebelumnya.
  7. g.      Efek Subtitusi dan Efek Pendapatan, Total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen.

 

 

 

3.3       Perilaku Konsumen Sebagai Ilmu Dinamis

            Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik.Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi . Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu. Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbedabeda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.

3.4      Contoh Perilaku Konsumen (Asuransi)

            Dalam Perilaku Konsumen kami memilih contoh Asuransi, karena asuransi adalah suatu tindakan/perbuatan yang digunakan untuk merujuk pada para konsumen dalam bentuk tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya. Dengan mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga oleh konsumen itu sendiri yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut, dengan ini kita akan membahas sedikit tentang asuransi.

Asuransi memiliki peraturan dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 yang berisikan tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena konsumen mendapat kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Asuransi kesehatan dapat diartikan sebagai asuransi yang membantu beberapa konsumen untuk mentransfer atau memindahkan resiko resiko yang akan menyerang secara tiba-tiba kepada konsumen yang melakukan premi dengan cara penggantian rugi secara keuangan.
Dilihat dari segi perilaku konsumen, konsumen rata – rata di dunia ingin mendapatkan hasil secara penuh dimulai dari pembayaran yang murah sampai ingin memiliki tingkat kualitas secara maksimal. Sang pelaku asuransi akan meningkatkan layanannya kepada sang pelanggan dengan cara melakukan split pada beberapa harga yang disesuaikan kepada kebutuhan sang pelanggan serta melakukan training kepada agen-agen yang ingin melakukan prospek kepada pelanggan. Serta melakukan beberapa promosi-promosi yang di lakukan beberapa mall untuk mempermudah membuat brand image kepada pelanggan yang datang ketempat tersebut. Dan juga dengan melakukan system poin dalam kelompok yang ingin melakukan prospek sehingga agen tidak melakukan pekerjaan dengan sia-sia.

           

Bab IV

Penutup

Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan penggunaan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang merupakan kondisi yang terjadi saat itu atau kondisi harapan yang diperkirakan akan terjadi. Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.